
Tim LPAI Provinsi Riau sudah berada di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan persisnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selasih, untuk melihat langsung kondisi korban persekusi, Daniel umur 14 Tahun, dari Jumat (14/3) kemarin.
Tidak cuma menjenguk korban, Tim LPAI Provinsi Riau meminta keterangan kepada Ibu korban, Sarmauli seputar peristiwa penganiayaan anaknya hingga mengalami luka bakar serius. Miris dan prihatin dengan keadaan ini.
Apa pun yang terjadi terhadap anak, jangan main hakim sendiri menggunakan hukum rimba. Kalau pun anak salah, mestinya menggunakan hukum yang ada.
“Kecewa sekali, korban masih anak bawah umur main hakim sendiri menggunakan hukum rimba. Katakan anak bersalah, terus menghukumnya dengan cara membakar hidup hidup menggunakan bahan bakar Ban dan Bensin tidak manusiawi,” kata Ketua LPAI Provinsi Riau, Esters Yulia kepada awak media ini di RSUD Selasih, Pangkalan Kerinci Jumat (14/3) kemarin.
Kata Esters, LPAI Provinsi Riau siap mendampingi korban hingga sembuh. Dalam mendampingi korban, LPAI Riau bakal berkoordinasi dengan Pemerintah setempat.
Begitu anak ini nanti sembuh bisa direhabilitasi, apa pun yang terjadi nanti mesti dipulihkan biar korban bisa kembali bersekolah kembali.
Melihat ekonomi orang tua kurang mampu, korban sangat butuh pendampingan hingga benar-benar sembuh dan pulih, jelasnya.
Tim advokasi LPAI Riau bakal membantu membereskan masalah hukum fokusnya perlindungan terhadap anak.
“Perkara ini bakal ditindaklanjuti, setelah menjenguk dan meminta keterangan dari orang tua. Pihak RSUD Selasih diminta untuk tetap memberikan pelayanan terbaik buat korban. LPAI Provinsi Riau bakal mengembangkan informasi ini ke pihak kepolisian dan masyarakat setempat dan memberikan bantuan hukum pada korban,” tegas Esters.
Korban mengalami luka bakar serius 50 persen sekujur tubuh. Ini beresiko tinggi, tapi kondisi gawat daruratnya sudah teratasi.
“Saat ini korban mulai stabil dalam kondisi sadar dan mengeluh sakit dibagian perut. Usianya baru 14 Tahun, setelah kondisi membaik dilakukan tindakan debidemen untuk membersihkan tubuh korban akibar luka bakar,” kata dokter umum RSUD Selasih, dr Difa Azma.
Cerita ibu korban, Sarmauli kepada Tim LPAI, anaknya Daniel baru menginjak umur 14 Tahun ditemukan dipinggir jalan dalam keadaan terbakar, saat pulang dari kebun.
Saya iba dan tak kuat menahan tangis melihat korban dihujani pukulan dan siraman minyak, saat peristiwa terjadi pada Selasa (10/3) lalu.
“Malam itu, saya baru pulang kerja dari kebun, terus saya lihat ramai-ramai dipinggir jalan. Ada apa ini. Begitu melihat anak saya sudah terbaring dan meminta tolong, dengan kondisi terbakar. Saya shock dan langsung meminta pertolongan kepada warga dij jalan. Saat itu pikiran kalut dan panik, sebab melihat kondisi saya dan anak saya dibentak bentak,” jelasnya.
Peristiwa pembakaran Daniel masih bawah umur dipicu adanya laporan warga menuduh korban mencuri Kompor gas di warung dekat rumahnya.
“Anak saya bilang, Dia disuruh mencari kompor gas. Setelah dapat, anak saya dilaporkan mencuri sama orang yang menyuruhnya. Terdengar warga sekitar, mereka emosi dan memukuli anak saya dan meletakkan ban dan menyiramnya dengan bensin, anak saya dipaksa mengaku terus dibakar.”
Anak saya sudah setahun belakangan tidak lagi sekolah, selama ini bantu-bantu di bengkel tambal ban tempat Daniel dibakar.
Polisi mudah-mudahan bisa segera mengamankan Sepuluh orang pelaku yang membakar anak saya, sebab pas pulang saya masih melihat mereka di sana, sebutnya.
Sumber: katakabar.com
