
Centro Riau, Riuh Pekan_ Apa yang ditulis oleh seorang wartawan gaya hidup?, pertanyaan ini menghantui saya di saat saya nongrong di sebuah kursi dan sebelum saya berjalan melihat peragaan busana. Di Mall SKA Pekanbaru , menjelang saya melihat busana lebih banyak, saya berjalan diantara orang_orang berpakaian modis dan beraroma wangi dan tidak satu orangpun saya kenal.
Jangankan menulis tentang keindahan busana, saya bahkan tidak tahu bagaimana cara berbusana yang benar. Baju yang saya kenakan ini tidak pas, kata orang_orang dilingkungan saya tinggal, kata saya sih, pas_pas aja,! memang! baju ini dikasihi oleh seorang Kontraktor ternama dikota ini, beliau Bapak Syafriadi M Nur, sepatu yang saya pakai ini dikasihi oleh Bapak Erpan Rajab pun mulai memudar, kaos kaki yang di kasihi saudara Afifi Ishadi ole_ole dari Korea, dulunya berwarna coklat hingga sudah mulai menghitam, itu pun tidak saya hiraukan dan pinggang celana saya berkerut karena lebih besar satu ukuran, hingga perlu saya ketatkan dengan gesper.
Pengetahuan saya tentang busana dan tetek bengek gaya hidup adalah nol besar. Jadi wajar jika saya sama sekali tak tau akan menulis apa jika saya liputan busana di Mall SKA ini. Sambil menyeka keringat dingin yang terus terbit, saya mengutuki teman saya , yakni beliau Alfitra Arianto, yang tidak peduli dengan apa yang saya fikirkan saat itu, memang Pimred Centro Riau Bapak Rafles Tiaz ,tidak ada menugaskan saya ke Mall ini, mungkin jika pun ada, tidak memberikan kontribusi apa pun pada kehidupan ini. Setidaknya itulah anggapan saya waktu itu.
Beruntung saya teringat sebuah buku dari “Jurnalis dasar resep dapur Tempo, yang pernah ditulis oleh Qaris Tajudin , beliau bilang dibukunya begini ” Lihat saja Show ini dan tulis apa yang kamu lihat” begitu katanya.
Tulisan di buku itu saya ingat betul, saya menulis apa yang saya lihat ,dengan teknik menulis yang sudah di ajarkan di Tempo Institut Jakarta April _ Juni 2018 lalu, waktu itu saya direkomendasi oleh seorang wartawan senior dan sekarang beliau pengusaha sukses di kota Batam, namanya Raja Mustakim.
Nah,! Saya mereportasekan apa yang saya saksikan di Mall SKA Pekanbaru ini, saya mendeskripsikan baju_baju itu tanpa memberi penilaian.
Saya tak bilang bahwa baju itu indah atau jelek, menawan atau menjemukan seperti kebanyakan para penulis mode, lagian,,! mana saya tau baju_baju itu bagus atau jelek?, ditambah riset baju_baju itu sudah banyak di Mall lain di Pekanbaru, saya menuliskan peragaan baju itu apa adanya, tak ada pujian tak ada cacian.
Tulisan gaya hidup bukan lah tentang baju, makanan, minuman, atau bangunan, tulisan gaya hidup adalah tentang Manusia.
Karta Atmaja Centro “KAC” .
