
LAPORAN MUHAMMAD IHSAN
Jumat, 26 September 2025, selepas Subuh, personel tim ekspedisi yang berjumlah empat orang bersiap memuat barang bantuan dan logistik.
Jarak tempuh yang cukup jauh, kapasitas kapal pompong, pasang surut air sungai, menelusuri hutan dan jalan berliku merupakan variabel yang harus dipertimbangkan. Sehingga mengharuskan tim berangkat lebih pagi dan cermat memperkirakan resiko saat berada di lokasi. Terlebih informasi dari warga, juga berita di media massa, buaya rawa yang ganas meningkat populasinya satu tahun belakangan ini.

Setelah menempuh perjalanan sebelas jam melalui darat, perjalanan dilanjutkan menggunakan kapal pompong menyeberangi sungai untuk sampai ke lokasi pertama yaitu Desa Teluk Pantaian.
Setelah beristirahat sejenak, kegiatan diawali dengan Tabligh Akbar di Mushola Baiturrahim desa Teluk Pantaian pada malam harinya. Warga sangat antusias, bahkan memenuhi sampai luar mushola yang kecil tersebut.
Hari Sabtu, setelah sholat Subuh kegiatan dimulai dengan Tausiyah di surau Nurul Istiqomah Dusun Harapan Baru. Kemudian dilanjutkan menyusuri sungai Gaung Anak Serka yang dihuni buaya rawa menuju TPQ/RTQ Nurul Iman Dusun Murni untuk melaksanakan dakwah/pembinaan sekaligus menyalurkan bantuan.

Respon masyarakat sangat baik, terbukti mereka sudah memenuhi lokasi kegiatan saat tim tiba.
Walau terlihat sederhana, rumah kayu beratap plastik terpal tersebut selama ini digunakan untuk kegiatan belajar Al Quran, tahfizh dan pengajian ibu-ibu.
Hari mulai gelap ketika acara berakhir. Tim ekspedisi bergerak cepat untuk kembali ke posko. Sepanjang perjalanan pulang ke Desa Teluk Pantaian, air sungai mulai surut, menjadi pertanda buaya rawa bermunculan.
Dan terbukti, hewan ganas tersebut mengejar kapal pompong yang ditumpangi. Alhamdulillah, kecepatan mesin kapal tidak mampu dikejar oleh hewan tersebut.
Ahad pagi, tim bersiap menuju lokasi berikutnya yaitu Surau Al Hidayah dusun Bilal Teluk Sungka desa Sungai Iliran masih di kawasan sungai Gaung Anak Serka.
Perjalanan yang ditempuh lebih jauh dibanding hari sebelumnya. Selain resiko adanya buaya rawa karena air surut, perjalanan melalui lorong anak sungai yang menyempit. Persiapan cukup matang, dengan membawa senjata dan dikawal pemuda setempat.

Tiba di lokasi, warga dan tokoh masyarakat sudah menunggu. Acara dimulai dengan penyerahan bantuan dan berlanjut dengan makan siang bersama.
Tuntas seluruh agenda di berbagai titik lokasi, tim segera bersiap pulang.
Dilepas haru oleh warga dan tokoh masyarakat, tim berangkat menuju kota Pekanbaru, dan tiba di hari Senin tepat pukul 3 dini hari.
Kali ini perjalanan benar-benar menguji nyali, mental dan menguras tenaga.
Selain penuh dengan hikmah, juga menempa karakter personel, dalam hal keberanian, pengorbanan, daya juang, serta kekompakan tim, terutama bersihnya hati, amanah dan keikhlasan dalam dakwah dan menyampaikan bantuan.
“Saya mewakili warga mengucapkan terimakasih seluasnya kepada tim ekspedisi dan donatur yang telah bersedia dakwah dan memberikan bantuan ke kampung kami yang jauh terisolir karena selama ini belum ada yang mau ke sini”, ujar Harun Nurdin, tokoh setempat.

Alhamdulillah, seluruh rangkaian kegiatan dakwah, amanah penyaluran bantuan dari para muhsinin berupa Al quran 220 mushaf, buku iqro 170 eks, karpet masjid 7 gulung, kipas angin 7 unit, sajadah imam 5 pcs, paket sembako 22 paket dan zakat maal Rp 8.400.000 telah disampaikan seluruhnya dengan baik dan lancar.
Bersyukur kepada Allah SWT seluruh tim personil Ekspedisi Dakwah Pedalaman selamat, sehat dan tetap solid.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya -jazakumullah khairaan jazaa- disampaikan kepada seluruh tim, warga kampung dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, baik langsung maupun tidak langsung.
Secara khusus kepada donatur muhsinin dan wakifin yang telah memberikan kepercayaan amanah wakaf/infak/sedekah/zakat kepada Tim Ekspedisi Dakwah Pedalaman Sinergi Bangun Peradaban sebagai penyelenggara kegiatan.
“Semoga curahan dan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan dana dibalas Allah SWT dengan pahala yang terus mengalir dan dicatat sebagai pemberat amal sholeh di yaumil akhir kelak’, ujar Ihsan koordinator tim ekspedisi.
“Dan semoga kegiatan berikutnya memberikan banyak manfaat bagi warga terisolir di pedalaman, khususnya di daerah Riau, Insya Allah,” tambahnya. (MI)